Cari Blog Ini

Kamis, 31 Januari 2013

PT Gajah Tunggal Tbk 15 Januari 2013



·         Merupakan perusahaan manufaktur ban yang memproduksi berbagai jenis varian ban dan ban dalam untuk sepeda motor, mobil, dan kendaraan berat.
·         Sejarah singkat perusahaan:
·         Berdiri pada tahun 1951 untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda
·         Tahun 1973 ditandatangani kesepakatan dengan Inoue Rubber Company, Jepang untuk memproduksi ban sepeda motor
·         Tahun 1990 terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
·         Tahun 1991 mengakuisisi Petrochem Industries, produsen kain ban (Tire Cord) dan benang nilon
·         Tahun 1995 mengakuisisi Langgeng Baja Pratama, produsen kawat baja
·         Tahun 1996 mengakuisisi Meshindo Alloy Steel Corporation, produsen velg aluminium di Indonesia
·         Tahun 2002 melakukan restrukturisasi perusahaan karena krisis keuangan Aisa sehingga mampu menurunkan beban hutang perusahaan hingga lebih dari USD 200 juta
·         Tahun 2004 menyelesaikan restrukturisasi perusahaan dan melakukan dekonsolidasi laporan keuangan perusahaan dengan Petrochem Industries dan melakukan kontrak kerja sama dengan Michelin untuk memproduksi 5 juta ban per tahun untuk Michelin untuk pasar ekspor hingga tahun 2010

Produk
·         Merk ban untuk mobil penumpang (passenger cars) : Champiro
·         Merk ban untuk kendaraan komersil (commercial vehicle tire) : GT Super
·         Merk ban untuk sepeda motor : NF dan NR

Saat ini perusahaan mengoperasikan 5 pabrik ban luar dan ban dalam untuk jenis ban radial, ban bias, dan ban sepeda motor serta mengoperasikan 2 pabrik yang memproduksi kain ban dan SBR (Styrene Butadiene Rubber). Lima pabrik ban dan kain ban berlokasi di Tangerang sedangkan pabrik SBR berlokasi di komplek Industri Kimia di Merak, Banten.

Strategi korporasi yang dilakukan perusahaan : integrasi vertikal, melakukan integrasi perusahaan dengan perusahaan yang berada di hulu (untuk kebutuhan bahan baku perusahaan) dan dengan perusahaan yang berada di hilir (untuk distribusi dan penjualan produk perusahaan). Integrasi vertikal yang dijalankan Gajah Tunggal dilakukan dengan cara akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan yang memproduksi bahan baku utama untuk produksi ban perusahaan.

Keuntungan : perusahaan dapat menjamin ketersediaan bahan baku untuk produksi dan mengurangi kemungkinan fluktuasi bahan baku.


Karet Sebagai Bahan Baku Utama

Bahan baku utama pembuatan ban adalah karet. Penurunan dan kenaikan harga karet dapat mempengaruhi besarnya biaya produksi yang dibutuhkan perusahaan, seperti yang dikemukakan pada statemen Board of Directors berikut (sumber : annual report 2011).

“Melalui perhitungan kombinasi terhadap pengembangan kapasitas, peningkatan produktivitas, dan penyesuaian harga, manajemen telah berhasil meningkatkan penjualan lebih dari 20%, untuk mengimbangi efek dari lonjakan harga bahan baku terhadap pencapaian laba pada paruh pertama tahun ini.”

Berikut dilampirkan data harga bahan baku karet selama lima tahun terakhir.

Harga karet melonjak sangat tinggi pada pertengahan 2010 hingga awal 2011 sehingga cukup mempengaruhi laba kotor perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 (paling tampak pada tahun 2011).


Dengan harga karet yang sudah mulai menunjukkan penurunan sejak 2011 hingga Desember 2012, perusahaan dapat kembali menekan biaya produksi yang disebabkan oleh bahan baku sehingga dengan peningkatan sales, laba kotor perusahaan akan lebih meningkat.

Kesimpulannya, laba perusahaan sangat terpengaruh harga karet sebagai bahan baku. Hal inilah yang menyebabkan laba perusahaan cenderung tidak stabil, kadang meningkat dan kadang menurun.

Strategi Korporasi

Mengenai ekspansi pabrik, berikut kutipan dari BoD pada annual report 2011:

Program ekspansi Perusahaan, yang dimulai pada tahun 2005, hampir tuntas mencapai target yang ditetapkan, yaitu kapasitas terpasang 45.000 ban per hari untuk ban radial yang telah dicapai pada akhir tahun 2011. Dalam waktu dekat manajemen akan melakukan program-program debottlenecking untuk memanfaatkan sepenuhnya kapasitas yang telah dibangun. Kapasitas terpasang ban sepeda motor telah
mencapai 90.000 ban per hari dari 75.000 ban per hari pada akhir 2010. Perluasan ini akan sepenuhnya selesai pada awal tahun depan, di mana kapasitas terpasang akan mencapai 105.000 ban per hari.

Integrasi perusahaan juga telah menuju arah hilir yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan, yaitu dengan dibangunnya Tirezone, outlet yang menjual produk-produk dari Gajah Tunggal.

Competitive Advantage

·         Pemain lama di manufaktur ban lokal
·         Memiliki brand yang sudah terkenal di masyarakat
·         Strong management team, ditandai dengan diperolehnya penghargaan “10 Perusahaan Besar Terbaik” oleh Forbes tahun 2011 dan “Top 10 Indonesia’s Best Managed Companies”
·         Paparan informasi terhadap publik dan investor yang transparan, ditandai dengan penghargaan “Indonesia’s Best Investor Relations” urutan keenam dan pengelolaan situs www.gt-tires.com yang sangat up to date dan mengandung banyak informasi penting untuk investor serta kemudahan memperoleh laporan keuangan selama tujuh tahun terakhir.
·         Produk-produk dengan sertifikat ISO dan SNI yang menandakan kualitas produk perusahaan memenuhi standar internasional dan standar nasional

Prospek Usaha
Untuk menilai prospek usaha perusahaan, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap jenis-jenis ban dan jumlah terjualnya
Total penjualan tahun 2011 : 35.5 juta ban
·         Ban radial : 6.1 juta ban
·         Ban bias : 5.3 juta ban
·         Ban MC (sepeda motor) : 24.1 juta ban



Terlihat 46% penjualan ban untuk ban pengganti, 40% untuk ekspor (untuk Michelin dan untuk pihak ketiga) serta baru 14% ban yang dijual untuk OEM (Original Equipment Manufacturer). Artinya, penetrasi Gajah Tunggal untuk menyasar kendaraan bermotor baru melalui kontrak penyediaan OEM masih cukup rendah. Arti lainnya adalah, kenaikan penjualan kendaraan bermotor baru tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap penjualan ban Gajah Tunggal. Penjualan ban Gajah Tunggal akan lebih dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor yang beredar dan keadaan pasar global tujuan ekspor.

Untuk prospek ekspor sendiri, dengan 68 % pangsa pasar Gajah Tunggal berada di Amerika dan Eropa, krisis Eropa dapat sedikit mempengaruhi permintaan ban dari Gajah Tunggal untuk Eropa. Hal ini terlihat dari menurunnya ekspor Gajah Tunggal hingga kuartal 2 tahun 2012 sebesar  7.76%.



Dengan penjualan sepeda motor domestik dan penjualan mobil domestik yang besar, jumlah kendaraan beredar akan semakin banyak yang berarti potensi pasar Gajah Tunggal dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Peningkatan kapasitas produksi yang selesai pada tahun 2012 awal juga akan berdampak positif terhadap pemenuhan demand dari perusahaan.

Biaya Produksi

Struktur biaya produksi


Dari komposisi biaya produksi di atas, bahan baku menyumbang biaya terbesar sedangkan buruh dan energi masih cukup rendah. Oleh karena itu, yang akan paling berdampak terhadap kestabilan laba Gajah Tunggal adalah bahan baku.




Utilisasi kapasitas produksi Gajah Tunggal cukup baik karena berkisar antara 70-85%. Utilitasi kapasitas produksi dengan kisaran tersebut sudah optimal karena utilisasi yang terlalu besar juga tidak baik untuk mesin.

Analisis Keuangan Perusahaan


Secara keseluruhan, sales dari perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2009 yang mengalami penurunan penjualan dibandingkan dengan tahun 2008.

Laba kotor perusahaan tidak tumbuh signifikan mengikuti penjualan dari perusahaan. Hal ini lebih disebabkan oleh harga bahan baku yang fluktuatif sehingga perusahaan kesulitan mengendalikan biaya produksi dan pada akhirnya menggerus laba.

Pada tahun 2008, perusahaan mengalami rugi bersih akibat rugi kurs. Transaksi derivatif ini patut menjadi hal yang diwaspadai. Karena terlibat dalam pasar ekspor, Gajah Tunggal memiliki simpanan dalam bentuk Dollar dan Euro serta memiliki obligasi yang menggunakan kurs USD. Hal ini dapat mempengaruhi kestabilan laba perusahaan akibat fluktuasi mata uang asing.

Pada tahun 2013 ini, perusahaan menerbitkan obligasi 500 juta USD untuk menutupi obligasi yang diterbitkan sebelumnya yang telah jatuh tempo serta untuk modal usaha. Obligasi dengan kurs USD ini akan kembali mengakibatkan laba perusahaan berfluktuasi kembali sehingga sulit meramalkan pertumbuhan laba bersih perusahaan ke depannya.


Berdasarkan data Q3 2012, penjualan perusahaan telah meningkat dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.  Ekspektasinya, pada akhir 2012, penjualan perusahaan dapat meningkat kembali melebihi penjualan pada tahun 2011 meskipun tidak signifikan.

Laba bersih perusahaan telah kembali meningkat seiring dengan penurunan harga bahan baku sehingga terjadi penurunan biaya produksi.


ROE perusahaan selama 4 tahun terakhir sangat baik, berada di atas 20% selama 3 tahun dan pada tahun 2011, ROE mendekati 20%. Cukup menarik untuk investasi.

Harga saham perusahaan diperdagangkan pada P/E 7.5x dan PBV 1.5x. Dengan P/E yang masih rendah, saham ini cukup menarik untuk investasi.

Target harga:

Dengan EPS 223 pada kuartal 3, jika disetahunkan maka akan menjadi 297. Hal inilah yang menyebabkan saham ini diperdagangkan pada P/E hanya 7.5x.

Dengan asumsi lebih konservatif, target pada akhir 2012 adalah laba tumbuh 15% dibandingkan kuartal 3 sehingga EPS menjadi 256.45 (dibulatkan menjadi 256). Dengan harga saat ini (2225), maka P/E menjadi  8.7x.

Targetnya, pada tahun 2013, laba perusahaan tumbuh sekitar 15-20% (dengan kondisi komoditas terutama karet alam yang masih cukup stabil) sehingga pada akhir 2013, EPS menjadi 294.

Target terendah adalah pada P/E 8x dengan harga 2350 dan target tertinggi adalah dengan P/E 12x di 3500 pada akhir 2013.

Kesimpulan:

Jika terdapat koreksi lagi, saham ini cukup menarik untuk dikoleksi dengan target harga berkisar antara 2350 – 3500.

Risiko:
Laba bersih yang turun naik cukup sulit diprediksi. Namun, dengan kondisi ekonomi dalam negeri serta harga bahan baku yang masih stabil, diharapkan pendapatan perusahaan dapat terus meningkat dan laba meningkat.

Disclaimer on.

Al

B-Trade Research Team













Tidak ada komentar:

Posting Komentar