Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Januari 2013

Arti Sebuah Nasib

Apakah Anda percaya dengan takdir? Apakah Anda percaya bahwa Anda akan menemui suatu nasib yang tidak menggembirakan bagi Anda? Saya percaya adanya takdir. Dan saya diberkahi suatu nasib yang sangat tidak saya sukai : tidak pernah mulus dalam membeli / memiliki sesuatu. Dari kecil hingga sekarang, selalu ada masalah dalam setiap pembelian saya. Membeli hp dengan tipe yang sama dengan orang lain, saya yang mengalami masalah ini itu. Membeli laptop, disambar petir 2x. Menginstal aplikasi, error. Bahkan membeli komputer baru pun memberikan masalah baru bagi saya. Apakah saya menikmati nasib seperti itu? Sebenarnya tidak. Mengapa saya selalu "ditakdirkan" untuk repot2 dalam memperbaiki setiap barang yang saya miliki? Why always me? Di balik itu semua, ada satu sisi yang sangat positif karena nasib "baik" saya itu : saya belajar lebih banyak. Saat hp menguras baterai, mau tidak mau saya harus mencari cara menghemat baterai. Ketika aplikasi yang saya install error, saya harus mencari tahu bagaimana mengatasi error tersebut. Poinnya adalah: saya belajar.... Saya memperoleh banyak ilmu. Sebelum membeli sesuatu, saya akan belajar mengenai hal2 yang relevan dengan produk tersebut, meskipun masih bnyk "error" yang tidak terjangkau oleh saya dan pada akhirnya muncul dan mengharuskan saya belajar lagi. Jadi, apakah nasib buruk itu selalu buruk? Pernahkan terpikir oleh Anda untuk melarikan diri dari nasib tersebut? Meratapinya? Bertanya mengapa harus Anda? Maka, mulai saat ini, cobalah untuk mengambil sisi positifnya: Anda akan membentuk diri Anda melalui masalah-masalah yang Anda hadapi, dari nasib yang tidak Anda sukai. Dari pengalaman saya akan nasib saya tersebut, saya memperoleh banyak ilmu. Saya dapat mengaplikasikan ilmu2 tersebut untuk membantu orang lain dan saya memperoleh jauh lebih banyak pengetahuan. Saya menjadi harus membaca (dan saya sekarang menjadi senang membaca tapi jangan yang terlalu rumit). Segala hal selalu ada sisi positifnya. Termasuk nasib yang tidak Anda sukai: semuanya memberi nilai tambah. Saya akan menggunakan ilustrasi jarum suntik untuk menggambarkan manfaat dari nasib yang tidak kita sukai: Suatu hari, saya pernah gejala DBD. Dokter mengharuskan saya untuk suntik. Saya sangat takut. Ketika akan disuntik, saya memberontak. Orang tua harus menahan saya. Bagaimana jika ketika saya memberontak, jarum suntik tersebut patah dan masuk ke tangan saya? Bukankah hal itu akan membuat saya jauh lebih sakit? Jadi, ketika kita menemukan hal yang tidak kita sukai, cobalah berpikir hal tersebut sebagai jarum suntik. Semakin kita memberontak, semakin besar sakit yang kita rasakan. Dan apa yang ada di balik kesakitan jarum suntik? Sebuah obat yang memberi kita kesembuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar