Cari Blog Ini

Rabu, 16 Juni 2010

Code Blue Ep 11 (End) - Time for Miracles

Keajaiban bukanlah hal yang dipercayai oleh dokter, tetapi oleh pasien.

Apakah kalian pernah merasakan keajaiban? Sebenarnya seperti apakah keajaiban itu? Apakah kalian berharap akan mendapatkan itu?

Seorang dokter hebat yang kehilangan kemampuannya sebagai dokter akibat diamputasi. Seorang pemain ski yang harus melupakan ski yang sangat disukainya karena penyakit. Seorang ibu yang harus ditinggal mati anaknya yang menderita mati otak. Seorang siswa yang gagal di olimpiade terakhirnya. Seorang pria yang gagal mendapatkan orang yang dicintainya.

Banyak sekali situasi sulit yang selalu kita alami. Hal ini melemahkan kita. Hal itu membuat kita tertekan. Hal itu membuat kita menyerah. Hal itu membuat kita mendambakan terjadinya perubahan tiba-tiba yang kita sebut keajaiban.

Saya telah pernah melihat seseorang yang memperoleh keajaiban berupa kesembuhan dari penyakit yang kronis. Saya juga sering mendengar banyaknya orang yang bersyukur atas keajaiban yang mereka peroleh. Tapi, saya tidak ingat saya mendapat keajaiban apa pun. Keajaiban bukanlah milik saya.

Tidak ada salahnya tetap mengharapkan keajaiban. Saya, kita semua yang merasakan kesulitan, adalah pasien. Kita berhak mengharapkan keajaiban. Siapa tahu suatu saat keajaiban itu akan benar-benar menolong kita.

Namun, jika kita lebih jeli, dan kita tidak memasang taraf keajaiban yang tinggi, sebenarny tidaklah sulit menemukan sebuah keajaiban.

Beginilah pesan terakhir dari film code blue 2, episode 11:

When does that miracle begin? Oneself and one's family being healthy. To have something one can devote oneself to. Having superiors and companions that correct your mistakes. Having partners to which you feel you don't want to lose.
If we call this sort of modest happiness a "miracle", then this world we're living in... might be overflowing with miracles. We just don't realize it. That's right. They're beside us. A lot of miracles.

Kapankah keajaiban terjadi? Diri sendiri dan keluarganya sehat. Memiliki sesuatu yang kita perjuangan sepenuh hati. Memiliki atasan dan rekan yang memperbaiki kesalahanmu. Memiliki pasangan yang kamu merasa tidak ingin kehilangannya.
Jika kita mengatakan kebahagiaan sederhana ini sebagai "keajaiban", makan dunia tempat kita tinggal ini... mungkin dibanjiri dengan keajaiban. Kita hanya tidak menyadarinya. Itu benar. Mereka di sebelah kita. Sangat banyak keajaiban.

1 komentar: