Cari Blog Ini

Selasa, 12 Februari 2013

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA (TELE) 13 Februari 2013


Usaha : Perdagangan perangkat telekomunikasi berupa telepon selular berikut suku cadang, aksesoris, pulsa serta jasa perbaikan dan penyedia konten melalui Anak Perusahaan

Jumlah saham yang ditawarkan : 1.350.000.000 lembar
Outstanding stock : 5.350.000.000

Risiko usaha :

·         Risiko ketergantungan pada pengecer/agen penjual.
·         Risiko perubahan strategi distribusi prinsipal.
·         Risiko perubahan teknologi selular.
·         Risiko perubahan selera konsumen.
·         Risiko perubahan peraturan pemerintah di bidang telekomunikasi dan perdagangan telepon selular.
·         Risiko persaingan usaha di bidang penjualan telepon selular.
·         Risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing.
·         Risiko pola pembelian konsumen yang musiman.
·         Risiko ketidakmampuan memasarkan inovasi produk dan layanan baru.
·         Risiko penurunan kualitas produk Perseroan.
·         Risiko perubahan manajemen dan karyawan inti Perseroan.
·         Risiko perubahan keadaan ekonomi Indonesia

Beberapa hubungan dengan prinsipal:
1.       Distributor kartu perdana dan isi pulsa dari PT XL Axiata
2.       Distributor kartu Flexi dan kartu Telkomsel lain
Pendapatan penjualan voucher terbesar adalah dari Telkomsel diikuti oleh XL.

Pendapatan terbesar TELE (Berdasarkan prospektus perusahaan)

Struktur pendapatan (tahun 2010)

Voucher dan kartu perdana 5333188
Telepon seluler 835098
Komisi 22472
Jasa service 637
Total 6191395
Dari struktur di atas, terlihat yang paling banyak menyumbang pendapatan untuk TELE adalah Voucher dan kartu perdana, kemudian diikuti oleh Telepon seluler. Oleh karena itu, meskipun bisnis dari TELE cukup mirip dengan ERAA, namun komposisi pendapatannya sangat berbeda di mana ERAA lebih banyak memperoleh pendapatannya melalui penjualan telepon seluler.

Kinerja Keuangan



2008
2009
2010
2011
2012 (Sept)
Total Liabilitas

         299,993
                268,899
            406,859
            697,581
            347,800
Total Ekuitas

           79,063
                131,431
            455,529
        1,189,437
        1,387,858
DER (total liabilitas/total ekuitas)

3.8
2.0
0.9
0.6
0.3
Peningkatan/Penurunan


-46%
-56%
-34%
-57%





2008
2009
2010
2011
2012 (Sept)
2012 (estimated)
Sales

3598751
4931319
6191395
4971063
5570057
7426742.667
Laba Usaha

39248
91316
167229
137724
167440
223253.3333
Operating margin

1%
2%
3%
3%
3%
3%
Laba Bersih

-231
5672
46401
107047
138616
184,821
Net income margin

0%
0%
1%
2%
2%
2%
EPS

             (0.06)
                       1.42
                11.60
                26.76
                25.91
                        34.55
EPS




2008
2009
2010
2011
2012F
0
1
12
27
                        34.55
Persentase (%)
-2555
718
131
29
ROE (%)




2008
2009
2010
2011
2012
0%
4%
10%
9%
13%
Overall, DER perusahaan cukup menurun dari tahun ke tahun. ROE perusahaan masih kurang stabil dan kurang menarik karena di bawah 15%.

Untuk prospek usaha ke depan masih sangat baik karena bisnis utama TELE adalah di sektor voucher pulsa. Namun, kelemahannya, margin penjualan voucher pulsa sangat tipis. Kelebihannya, selama penjualan ponsel terus meningkat, penjualan voucher juga masih akan meningkat. Dengan memegang hak distribusi dua raksasa perusahaan telekomunikasi Indonesia, diharapkan ke depannya penjualan voucher Tiphone masih akan terus meningkat.

Pangsa pasar segmen low-end juga masih cukup baik sehingga diharapkan penjualan ponsel Tiphone masih dapat meningkat ke depannya.

Rencana TELE untuk masuk dalam penjualan voucher listrik juga merupakan salah satu langkah yang cukup baik dalam melakukan diversifikasi usaha. Jumlah pelanggan listrik pra bayar pada tahun 2011 mencapai 3.4 juta pelanggan (7.9% dari total 43 juta pelanggan PLN) dan hambatan memperoleh listrik pra bayar yang masih tinggi bagi masyarakat dapat menjadi momentum utama TELE dalam merambah bisnis voucher listrik (Menurut penulis, bisnis voucher listrik masih dalam tahap awal dari siklus produk sehingga masih sangat menjanjikan).

Selain itu, TELE juga berencana mengakuisisi distributor IPhone untuk masuk ke dalam bisnis smartphone Apple. Langkah yang cukup menarik meskipun kompetitor telah cukup banyak. TELE juga berencana melakukan akuisisi terhadap distributor Samsung senilai 250 Miliar. Seperti yg diketahui, Samsung masih menjadi salah satu raksasa ponsel dunia dan produknya cukup diminati masyarakat Indonesia.

Hal yang harus diperhatikan dari rencana-rencana akuisisi tersebut adalah sumber dana. Dengan DER yang rendah, ruang memperoleh pinjaman masih cukup luas.

Di harga saat ini (580), dengan EPS estimasi 34.55, tercatat P/E perusahaan adalah 16.79x. masih sangat tinggi. Bagaimana jika dikasih harga hingga 500? Di harga 500, P/E sekitar 14x, sudah cukup ok buat masuk.

Untuk long term investment, sebaiknya masuk secara bertahap, we don’t have to buy on premium price. J

Kesimpulan:
·         Dari sisi usaha, TELE sangat menarik. Usaha yang digeluti masih prospektif
·         Dari sisi keuangan, TELE terlihat cukup baik mengelola keuangannya
·         Dari sisi risiko usaha, bisnis voucher masih prospektif dan harganya stabil, sedangkan penjualan ponsel Tiphone di segmen low end masih menemui banyak risiko, terutama risiko fluktuasi kurs dan risiko kompetitor dari lokal dan China
·         Dari rencana perusahaan untuk masuk bisnis voucher listrik, rencana tersebut sangat ok karena pangsa pasar yang cukup potential (3,4 juta di tahun 2011)
·         Dari rencana perusahaan untuk mengakuisisi distributor iPhone dan Samsung, rencana tersebut sangat baik karena produk-produk dari Samsung (utama) sangat diminati penduduk Indonesia sedangkan iPhone adalah sebuah produk yang penetrasinya ke market Indonesia masih belum tinggi (akibat harga produk yang mahal). Overall, rencana perusahaan tersebut sangat baik dan berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan (berapanya, penulis tidak melakukan analisis lebih lanjut).


Disclaimer on.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar