Cari Blog Ini
Sabtu, 26 Januari 2013
The "Never give up mom"
Ketika mengikuti sebuah acara workshop saham Sabtu kemarin, saya berkesempatan bertemu dengan seorang ibu. sebutlah X. beliau mengikuti workshop yang senior saya adakan. selama sesi 1, hingga pukul 12, beliau dengan tekun mengikuti setiap penjelasan yang diberikan pemateri. beliau juga merupakan trader aktif.
ketika sesi 2 berlangsung, beliau merasa tidak enak badan sehingga perlu istirahat sejenak. di sanalah cerita inspiratif dari beliau muncul. Beliau baru saja diberikan cobaan yang sangat sulit. Beliau dipaksa keluar dari comfort zonenya karena Tuhan memanggil pasangan hidupnya. Sebuah cobaan yang benar-benar sulit.
Beliau harus menghidup anak-anaknya, tetangga2nya menganggap beliau tidak mampu, menyarankan beliau menjual ini itu. Namun, beliau tidak menanggapinya dan terus mencari cara untuk menghidupi anak-anaknya. Beliau memiliki bisnis inti dan di samping itu, beliau melihat ada peluang dari pasar modal sebagai pendapatan sampingan.
Beliau pergi ke berbagai seminar, termasuk seminar dan workshop yang senior saya adakan. Beliau sangat tekun belajar. Segala hal diperhatikan dengan baik meskipun kondisi fisik sedang tidak baik. Beliau bekerja keras untuk mengerti lebih dalam mengenai dunia pasar modal.
Dalam menghadapi cobaan tersebut, beliau diberikan kekuatan yang luar biasa. orang-orang di sekitar beliau yang dengan sabar mengajarkan beliau melakukan ini itu, orang-orang yang selalu mendukung beliau, dan membantu meringankan beban beliau. Ya, sekali lagi hal tersebut benar. Cobaan tidak pernah lebih berat daripada penerima cobaan tersebut. Mungkin karena cobaan yang memang selalu di bawah kemampuan penerima, atau karena penerima yang berkembang pesat untuk mengatasi cobaan seberat apapun.
Manusia adalah makhluk yang adaptif. mereka dapat belajar dan menjadi lebih hebat dari sebelumnya. Itulah sebabnya manusia selalu dapat menghadapi dan mengalahkan cobaan dalam hidup. Dan beliau merupakan salah satu manusia tangguh tersebut.
Di lain sisi, pelajaran dari peristiwa ini sebagai analis adalah, analis tidak boleh memberikan sebuah "kesesatan" terhadap analisisnya. Seorang analis seharusnya memberikan ilmu kepada orang-orang yang mengikutinya. Hal tersebut belum saya miliki meskipun tetap saya kembangkan. Analis memiliki tanggung jawab moral agar orang-orang seperti beliau mampu berkembang dan memperoleh keuntungan dari pasar modal.
Saya tidak dapat membayangkan apabila beliau menyerah terhadap kenyataan. Mungkin kami tidak akan bertemu. Dan saya tidak akan memperoleh pelajaran berharga dari beliau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar