Jumlah saham yang dilepas :
1.051.280.000
Kegiatan Usaha
·
96.9% berasal dari pelayanan taksi reguler
dengan skema kemitraan
·
Sisa pendapatan dari taksi premium yang
beroperasi di wilayah Jadetabek, beroperasi berdasarkan gaji dan komisi
·
Pendapatan terakhir dari Value Added
Transportation Business, yaitu pelayanan penyewaan kendaraan, seperti limosin
di Bali, Lombok, dan Jakarta sejak Juli 2012.
Keunggulan Kompetitif
(Competitive Advantage)
·
Salah satu operator taksi terbesar
·
Salah satu pelopor bisnis kemitraan
·
Jumlah armada yang besar di Indonesia
·
Tim manajemen yang berpengalaman
Risiko Usaha
·
Pemberian izin dari pemerintah akan menentukan
ekspansi dari bisnis ini
·
Risiko kurang setor oleh pengemudi taksi
·
Risiko ketiadaan pembaruan kontrak pool taksi
·
Kompetisi dengan operasi transportasi darat
lainnya
Ada satu lagi risiko perusahaan
yang tidak dimasukkan ke dalam prospektus: fluktuasi harga bahan bakar minyak.
Penulis tidak mengetahui secara pasti apakah Express telah menggunakan Pertamax
atau masih menggunakan bahan bakar subsidi, dari berita yang penulis peroleh http://finance.detik.com/read/2012/10/03/160159/2053791/1034/bos-taksi-express-taksi-mewah-kami-tak-pakai-bbm-premium
, terlihat pernyataan dari manajemen taksi Ekspress bahwa mereka hanya
menggunakan bbm non subsidi pada mobil mewah, sementara tidak terdapat
informasi lebih lanjut mengenai jenis bbm yang digunakan pada taksi reguler.
Baik bbm subsidi maupun non premium memiliki risiko kenaikan yang cukup besar.
Jika pemerintah mengeluarkan regulasi bahwa taksi tidak boleh menggunakan
premium, maka hal ini akan berdampak pada biaya produksi dan kemudian berdampak
pada tarif yang dikenakan ke konsumen à
dapat mengurangi jumlah penumpang jika kenaikan bbm kelak tidak dapat dicover
tanpa harus menaikkan harga argo taksi.
Penggunaan Dana IPO
·
63% digunakan untuk investasi baru taksi regular
dan perangkat pendukung. Pembelian taksi regular dilakukan untuk sekitar 2000
unit di tahun 2013, sisanya untuk pembelian dan peremajaan unit kendaraan
·
20% digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman ke
Bank BCA dan pembayaran penalti untuk pelunasan utang yang dipercepat ke Bank
BCA sebesar 0.75% à
perusahaan terkena penalti, perlu diperhatikan apakah perusahaan kesulitan
membayar utang atau akibat percepatan pembayaran yang dilakukan pihak bank
sehingga menyebabkan perusahaan harus segera melunasi utangnya.
·
16% digunakan untuk akuisisi perusahaan target à perusahaan targetnya
apa?
·
1% digunakan untuk penyediaan suku cadang dan
modal kerja perusahaan à
1% dari sekitar 400-800 miliar, berarti 4-8 miliar digunakan untuk suku cadang
dan modal kerja.
Analisis Rasio Keuangan
Margin laba kotor perusahaan
cukup baik pertumbuhannya hingga mencapai tertinggi di 2011 (40.7%). Namun,
selama tahun 2012 (hingga bulan April), Gross margin terlihat sedikit menurun,
sekitar 35.9%. Margin laba bersih terus meningkat dari tahun ke tahun hingga
mencapai 18.2% di tahun 2012.
ROA perusahaan terlalu kecil,
hanya mencapai angka sekitar 2.8% di bulan April 2012 ( target berarti sekitar
8.4% di akhir tahun). Namun, terlihat kenaikan dari tahun ke tahun sehingga
estimasi ke depannya, ROA masih dapat meningkat hingga melebihi angka 10%.
ROE perusahaan cukup baik karena
telah mampu mencapai angka 20% (untuk bulan April, karena laba belum penuh, ROE
masih kecil, targetnya, ROE di akhir tahun masih dapat mencapai lebih dari 20%
bahkan ke 36%). Hal ini dapat terjadi karena ekuitas perusahaan yang memang
lebih kecil dibandingkan dengan liabilitasnya. Perbandingan liabilitas dan
ekuitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012 (April)
|
||
Total Liabilitas
|
307,669
|
256,525
|
516,546
|
792,020
|
795,194
|
|
Total Ekuitas
|
45,274
|
48,145
|
141,937
|
207,136
|
235,493
|
|
DER (total liabilitas/total ekuitas)
|
6.8
|
5.3
|
3.6
|
3.8
|
3.4
|
|
Peningkatan/Penurunan
|
-22%
|
-32%
|
5%
|
-12%
|
DER perusahaan sangat besar
meskipun terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini berarti usaha perusahaan
lebih banyak dibiayai dengan menggunakan utang dibandingkan dengan modal
sendiri. Perlu diperhatikan ke depannya, apakah perusahaan akan terus
menurunkan DER hingga maksimal 2x atau dipertahankan di angka 3x. DER yang
terlalu besar cukup rawan bagi usaha dan pembayaran, termasuk beban bunga.
Total utang perusahaan juga sangat besar, mencapai 795 miliar di tahun 2012,
sementara laba bersih perusahaan tahun 2012 diperkirakan sekitar 80 miliar.
(rasionya sekitar 9 kali). Utang perusahaan harus menjadi perhatian perusahaan
ke depannya.
Valuasi Sederhana
EPS
|
||||
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012F
|
1
|
1
|
17
|
28
|
40
|
Persentase (%)
|
87
|
1136
|
70
|
41
|
ROE (%)
|
||||
3%
|
6%
|
25%
|
29%
|
36%
|
Harga saat ini
|
590
|
EPS
|
41
|
P/E saat ini
|
14.390244
|
EPS Growth
|
333
|
ROE
|
20%
|
Required Return
|
15
|
EPS Growth (projection)
|
20%
|
P/E (projection)
|
15
|
Proyeksi EPS
|
|
Akhir tahun 2012
|
41
|
Akhir tahun 2013
|
49
|
Akhir tahun 2014
|
59
|
Akhir tahun 2015
|
71
|
Akhir tahun 2016
|
85
|
Total EPS
|
306
|
Projected Stock Price
|
1278
|
Tahun 2015
|
1111
|
Tahun 2014
|
966
|
Tahun 2013
|
840
|
Tahun 2012
|
731
|
Harga saat ini
|
590
|
Harga wajar tahun 2012
|
731
|
Margin of safety
|
24%
|
Dengan estimasi EPS growth 20%
per tahun, diperoleh harga wajar tahun 2012 adalah 730 sehingga terdapat margin
of safety sekitar 24%. Secara valuasi, perusahaan ini masih cukup menarik untuk
investasi. Bagaimana secara keseluruhan perusahaan?
1. DER
perusahaan yang masih cukup besar, jika perusahaan tidak menurunkan DER,
penulis merasa risiko perusahaan akan menjadi besar ketika perekonomian
memburuk. Namun, untuk beberapa tahun ke depan, perekonomian dalam negeri masih
akan cukup baik sehingga risiko tersebut sementara dapat “tertahan”, namun
tetap harus menjadi perhatian serius ke depannya
2. Perusahaan
bersaing dalam kategori cost competitive, semakin murah tarif yang diterapkan,
tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat dan demand akan meningkat. Biaya
produksi, terutama biaya BBM perlu menjadi perhatian perusahaan. Sementara,
biaya BBM masih belum berpengaruh dan belum ada regulasi pemerintah terkait
jenis BBM yang dapat digunakan oleh taksi. à
dari sisi cost, masih baik, terlihat dari gross margin yang mencapai 30%
3. Peningkatan
jumlah armada taksi di satu tempat akan berdampak positif terhadap peningkatan
pendapatan perusahaan, namun juga dapat menjadi risiko usaha bila jumlah armada
taksi berlebihan. Sementara ini, laba bersih masih terus meningkat sehingga
belum tampak risiko tersebut. Diperlukan suatu rasio yang mengukur tingkat
pemenuhan setoran setiap pengemudi taksi untuk mengetahui seberapa banyak
jumlah setoran kurang dan tingkat utilitas per armada.
4. Perusahaan
memiliki competitive advantage berupa jumlah armada yang besar dan terkenal di
daerah operasionalnya. Selama tidak ada kasus-kasus yang merugikan perusahaan,
competitive advantage tersebut masih akan terus meningkatkan jumlah pengguna
taksi Express dan tingkat kepuasan pelanggan sehingga kepercayaan pelanggan
terhadap taksi Ekspress tetap tinggi
5. Strategi
diversifikasi produk perusahaan masih cukup rendah. Perusahaan masih berfokus
terhadap penguatan produk inti perusahaan. Ke depannya, jika perusahaan melakukan
diversifikasi, akan terjadi kebutuhan modal lagi sehingga perlu diperhatikan
bagaimana kebijakan pemenuhan modal oleh perusahaan. Sementara, strategi
diversifikasi belum terlihat sehingga perusahaan belum memerlukan dana
investasi yang besar
Kesimpulan: untuk jangka waktu
1-3 tahun ke depan, perusahaan ini masih cukup layak dipertimbangkan untuk
investasi. Namun, ada beberapa hal yang patut diwaspadai dan dijadikan
perhatian khusus:
1. Penurunan
rasio utang terhadap ekuitas
2. Kebijakan
harga BBM oleh pemerintah
Selama kedua
hal tersebut terus diperhatikan dan berubah dalam arah yang positif (rasio
utang terhadap ekuitas terus turun sementara harga bbm tidak dinaikkan), maka
perusahaan ini masih profitable.
Disclaimer on
Al
tambahan : masih menjadi salah satu porto penulis karena ekspektasi penulis terhadap perkembangan perusahaan ini masih tinggi mengingat penambahan armada baru dilakukan tahun 2013 sehingga dampak terhadap laba bersih diharapkan akan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar