"True friendship is like sound health; the value of it is seldom known until it be lost."
- Charles Caleb Colton-
Sudahkan kalian menonton Toy Story 3? Jika ya, saya yakin Anda akan kagum dengan film tersebut. Jika belum, cepatlah pergi menonton bersama orang yang Anda sayangi. Anda akan belajar banyak dari film animasi tersebut.
Toy Story 3 berkisah ketika Andy, pemilik para mainan, telah berusia 17 tahun. Ia tidak lagi memainkan para mainan tersebut. Ia pun harus pindah ke asrama kampus dan ia hanya memutuskan membawa satu mainan kesayangannya, sedangkan yang lain akan ia taruh di lantai atas.
Namun, naas bagi sisa mainan itu, tanpa sengaja Ibu Andy membuang mereka ke tempat sampah, tapi mereka berhasil kabur dan masuk ke dalam kardus yang akan disumbangkan ke Sunnyside.
Perjalanan yang sesungguhnya pun dimulai ketika mereka mendapati kenyataan bahwa para mainan di Sunnyside tidak seramah yang mereka bayangkan.
Persahabatan adalah hal yang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Mereka menganggap teman hanya sebagai orang yang berguna bagi mereka. Teman hanyalah disebut teman ketika mereka membutuhkan mereka.
Hidup ini memang hidup dengan berlandaskan saling membutuhkan dan saling menguntungkan, namun, persahabatan jauh melebihi hal itu semua. Kadang persahabatan dapat membantu kita keluar dari jeratan masalah yang hampir membunuh kita. Persahabatan juga dapat menguatkan kita di saat kita membutuhkan penghiburan.
Apakah persahabatan yang sejati itu ada? Ya. Ada yang namanya sahabat sejati. Sahabat sejati bukanlah orang yang selalu ada bersama Anda setiap saat, tapi ia akan ada saat Anda sedang susah, tidak selalu memang.
Bagaimana kisahku tentang persahabatan? Inilah sekilas ceritanya dan hal ini benar-benar terjadi saat kami hendak menonton Toy Story 3.
Temanku menolak untuk pergi bersama kami karena suatu hal. Hal itu sangat dimaklumi. Ia ingin pergi menonton, tapi ia harus menjaga orang yang dikasihinya. Kami pun memutuskan untuk pergi menonton tanpa kehadirannya. Pertama kami memutuskan menonton lebih awal, tapi tidak jadi. Kami juga memutuskan untuk di tempat duduk tertentu, tapi tidak jadi.
Siapa yang mengira, ia pun ternyata pergi dan mengantre tiket 1 jam setelah kami.
Ketika kami masuk ke dalam bioskop, kami kaget. Ternyata tanpa ia sadari, ia memilih tempat duduk tepat di sebelah kami.
Apakah peristiwa tersebut dapat mencerminkan sebuah persahabatan? Menurutku ya. Ini adalah kebetulan yang terlalu sempurna.
Bagaimana dengan Anda? Adakah kisah persahabatan yang terus Anda ingat? Berbagilah bersama kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar