Kita diajari untuk mencintai, tapi kita tidak pernah diberitahukan cara untuk melupakan.
Tahukah kalian tentang Code Blue? Code Blue merupakan drama Jepang (Jdorama) yang bercerita tentang perjuangan empat dokter muda yang berjuang untuk dapat duduk di "Doctor Heli", helikopter yang membantu memberikan bantuan medis darurat untuk pasien sebelum dibawa ke rumah sakit. Film ini berisi pendidikan hidup yang sangat berguna. Film dibuat dalam dua season dan satu SP (Special).
Salah satu kisah yang saya rasa sangat menarik adalah pada episode 8, dikisahkan bagaimana seorang perawat bernama Saejima yang baru saja ditinggal mati oleh kekasihnya yang menderita ALS (http://en.wikipedia.org/wiki/Amyotrophic_lateral_sclerosis). Ia terus mendengarkan rekaman mailbox terakhir dari kekasihnya.
Di lain pihak, ada seorang ibu yang ditinggal mati juga oleh anaknya. Ia shock dan belum dapat menerima kenyataan itu karena ia sangat mencintai anaknya. Ia selalu datang ke rumah sakit, menanyakan ruangan anaknya, dan meminta untuk diantarkan. Hal itu ia lakukan setiap hari.
Dokter Fujikawa, salah satu dari empat dokter muda tersebut (Fellowship Doctor), melihat semua kejadian itu. Ia menyukai Saejima, tapi ia tidak pernah tahu harus berkata apa kepada Saejima. Ia juga yang menerima kedatangan ibu tersebut dan setiap hari ia selalu mengatakan kepada si ibu bahwa anaknya telah meninggal dan menganjurkan ibu itu untuk berkonsultasi dengan psikolog.
Saejima yang merasa senasib, akhirnya tersadar, bahwa melupakan orang yang sangat dicintai adalah hal yang sangat sulit. Pada akhirnya, ia selalu mengantarkan ibu itu ke ruangan tempat anaknya pernah dirawat. Ia berkata, "Datanglah terus. Saya akan selalu mengantarkan Anda ke ruangan anak Anda. Seratus kali, seribu kali, datanglah terus."
Apa inti dari peristiwa tersebut?
Kita selalu diajarkan "Cintailah Tuhan dan sesamamu", tapi kita tidak pernah diajarkan "Lupakanlah orang yang kau cintai". Melupakan adalah suatu proses yang sangat berat. Kita akan selalu mengingat apa yang ingin kita ingat. Kita bahkan akan lebih mengingat kejadian yang ingin kita lupakan.
Melupakan membutuhkan waktu. Tidak bisa dilakukan hanya dalam semalam. Yang pasti, proses melupakan adalah proses yang sangat menyakitkan. Bagaimana mungkin kita diminta untuk melupakan orang yang kita sayangi?
Namun, seperti Saejima, akan ada orang yang membantu kita keluar dari masalah yang kita selalu berharap itu hanyalah sebuah mimpi. Realita memang tidak selamanya manis, bahkan cenderung pahit, tapi yakinlah, suatu saat akan ada orang-orang yang bersedia membantu kita keluar dari masalah kita, seberapa menyakitkan pun proses itu. Dan mungkin orang-orang itulah yang kelak merupakan orang yang kita cintai.
Lakukanlah berkali-kali. Datanglah terus-menerus ke tempat yang ingin Anda lupakan. Suatu saat, Anda akan dapat menerima kenyataan pahit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar